Selamat malam dulur2 ICJ lan sedoyo wargo DIY. Mohon izin untuk mengutarakan pendapat nggeh, terkait wisata DIY saat ini. Tulis akun FB Udin Abu Fadhil Izzudin di Group Info Cegatan Jogja.
Penyebab wisatawan tak seramai tahun-tahun sbelumnya di DIY menurut saya ada beberapa faktor dari sekian banyak permasalahan yang ada;
1. Banyak lembaga atau instansi yang libur idul fitri nya di mulai sejak 19 April 2023, padahal jatah waktu liburnya sampai tanggal 25 April.
Persoalannya dimana ;
✓yang lebarannya tanggal 21 April maka dia punya kesempatan liburan pasca lebaran hny 4 hari.
✓yang lebarannya tanggal 22 maka dia punya kesempatan liburan pasca lebaran hanya 3 hari.
Jadi, waktu liburannya menurut pendapat banyak orng sesuai surve itu teramat singkat sehingga kebanyakan lebih banyak berdiam diri di kampung halaman dan memaksimalkan silaturahim ketempat saudara, tetangga dan teman dan bahkan lebih memilih liburan di rumah saja.
2. Saya rasa efek resesi dimana semua harga serba mahal menjadi pertimbangan sebagian besar kita untuk piknik atau tidak.
3. Wisatawan itu sejatinya tamu kehormatan bagi pelaku dunia wisata dan pemerintah di mana pendapatan dari dunia wisata bisa di bilang fantastis hingga milyaran rupiah (di kutip dari berbagai sumber). Tapi sayangnya 'layanan' kita sebagai tuan rumah kadang ada oknum yang sikapnya arogan dan bahkan sering tidak ramah terhadap tamu, dumeh tuan rumah terus jadi penguasa, harga-harga nutuk, parkir nutuk yang kadang tidak di imbangi dengan sikap ramah oknum tukang parkir, dsb.
Sekali konsumen wisata tersakiti maka itu akan di ingat selamanya bahkan membekas sehingga dia tidak merekomendasikan orang lain seperti saudara, teman, dsb untuk ridak piknik ke DIY karena pengalaman pahit yang pernah dia alami dan cerita pengalaman pahitnya akan tersebar ke yang lain dst.
Siapa yang rugi kalau sudah begini?
4. Biasanya, info-info negatif seputaran dunia pariwisata dan kenyamanan di lingkungan suatu lokasi tempat pariwisata akan mudah tersampaikan lewat orang perorang lembaga kelembagaan dsb, apalagi jaman medsos saat ini semua akan sangat mudah terekspos dan memberikan dampak negatif terhadap citra suatu daerah (DIY) yang kerap di kunjungi wisatawan. Hal seperti ini tak bisa di sepelekan. Apalagi isyu klitih yang kerap menghebohkan dunia maya seperti FB, IG, dsb dimana di sana akan di tonton oleh ribuan orang dari sabang sampai gua Hiro.
Dan masih banyak lagi hal-hal yang sekiranya perlu di evaluasi tidak hanya oleh pemerintah dan dinas terkait tapi juga kita sebagai warga DIY yang menjadi tuan rumah bagi wisatawan.
Mohon maaf kalau bahasa belepotan dan ada kata-kata yang tidak berkenan di hati para pembaca.
Saya tulis ini karena saya cinta DIY.
Salam Damai nan Indah.
No comments:
Post a Comment