Ceritera tentang pengamen Jalanan di Jogja


Sebuah cerhatan di Forum group ICJ tulisan Vriesia Pachal. Curhat sedikit barangkali ada yg merasa sama dengan saya. Tidak bermaksud merendahkan atau menghina tapi mungkin bisa menjadi masukan bagi yg seprofesi.

Saya sering menghabiskan waktu di angkringan hampir setiap hari karna selain cari makan yg hemat juga bisa menikmati suasana sambil membicarakan pekerjaan dengan santai.




Tapi tidak jarang pula bahkan bisa dibilang tiap hari selalu ada pengamen. Bisa beda dan tidak jarang orang sama setiap hari

Berbagi itu indah tapi saat tidak bisa memberi kadang "mereka" mengumpat dengan kata yg tidak enak atau bahkan tidak mau pergi

Saya pernah meluangkan waktu karna penasaran saya siapkan receh 500 dan hampir 10rb habis.

Hanya perasaan atau memang benar kayaknya profesi ini sepertinya menjanjikan penghasilan lumayan karna sepertinya juga semakin lama semakin banyak itupun tidak sedikit pula yg masih usia muda

Masukan saya untuk anda yg seprofesi. Tidak semua yg nongkrong itu tidak memberi karna pelit tapi mungkin yg lain sudah datang lebih dulu dan banyak. Kalaupun tidak diberi sebenarnya itu kan hanya masalah keiklasan dalam memghargai talenta anda jadi tidak perlu mengumpat

Untuk dinas terkait bisa tidak ditertibkan mungkin dalam bentuk wadah kelompok musik, dikelola dan diolah sedemikian rupa sehingga lebih menjanjikan untuk masa depan

No comments:

Post a Comment